Sinopsis The Girl On The Mountain (2022)

The Girl On The Mountain (2022)



Detail Film The Girl On The Mountain

Judul; The Girl On The Mountain
Genre; Mystery, Thriller, Drama
Cast; Daniel O’Reilly (Jack Ward), Makenzie (Aira), D.T Carney (Big Al), Sarah Dorothy Little (Melody Ward), Megan Elizabeth (Evelyn), David Hilt (Roy)
Bahasa; Inggris
Director Matt Sconce
Producer; Christopher Mejia, Matt Sconce
Rilis; 08 Maret 2022
Durasi; 1 jam 34 menit

Sinopsis 

Sebelum kumis dan cambangnya tidak teratur, Jack Ward (Daniel O’Reilly) adalah seorang komposer; di atas panggung, dengan setelan rapi dan tongkat kecil di tangan, ia mengekspresikan jiwa seninya dalam gerak tubuh dan mimik wajah yang membuatnya pantas mendapat tepung tangan yang meriah. Kecuali itu, ia justru mengabaikan panggilan masuk dari anaknya, Melody (Sarah Dorothy Little), sampai pertunjukan selesai; tapi begitu pertunjukan Jack selesai, Melody pun sudah m*ti.

Sialnya, keadaan itu kian diperparah oleh istri Jack yang pergi dengan meninggalkan secarik kertas bertuliskan; “Ini salahmu!” Tak ada kesempatan bagi Jack untuk memperbaiki keadaan – yang memang tidak bisa diperbaiki.

Akhirnya, karena frustasi yang berlebihan, Jack pun pergi ke dalam hutan sampai kumis dan janggutnya tumbuh lebat (saya sendiri tidak tahu butuh berapa lama sampai seorang pria dewasa bisa menumbuhkan kumis dan janggut selebat itu). Yang jelas, Jack tidak pergi dengan tangan kosong; ia membawa berbagai perlengkapan seperti tenda, senapan, pisau, termasuk sebuah pancing.

Di dalam hutan, Jack membangun tenda di kaki bukit dekat sebuah danau yang di sampingnya dipenuhi batu-batu sebesar kepala lori. Dan setiap kali Jack terbangun dari tidurnya, ia mengambil sebutir peluru yang ia simpan di kaos kakinya, memasukkan peluru itu ke dalam senapan, mengarahkan mocong senapan ke dagunya yang berbulu lebat, dan, dengan nafas tersengal-senangal serta rasa takut, ia memegang pelatuk – tetapi tidak pernah menekannya.

Pada suatu siang, ketika Jack sedang mencuci muka sambil mengambil air, seorang anak perempuan membongkar tasnya dan memakan perbekalan Jack. “Hei,” teriak Jack. Awalnya Jack tampak tak senang. Tetapi semakin ia memperhatikan anak itu, rasa iba dan ingatan pada anaknya yang telah tewas membuat hatinya luluh hingga timbul rasa ingin melindungi perempuan itu. Sayangnya, anak perempuan yang tampak kumal dan berambut kuning itu tidak bisa bicara kecuali melalui isyarat. Menyadari hal itu, Jack pun membawa anak itu bersamanya.

Sejak saat itu, Jack dan anak perempuan itu pun semakin dekat dan ia menamainya sebagai Aria; mereka menghabiskan waktu dengan memancing ikan di danau, membakarnya pada malam hari, menyusuri hutan pada siang hari, dan duduk di atas bukit batu pada sore hari. Lalu, setelah cukup lama bersama Jack, Aria pun bercerita – dengan bahasa isyarat – mengapa ia berada di hutan sendiri; ia juga menceritakan tentang ibunya yang tewas di tangan ayahnya. Kecuali itu, ia juga berkeyakinan bahwa ayahnya, Big Al (D.T Carney), dan teman-temannya akan datang mencarinya. Itu membuatnya takut. Kepada Aria, Jack berjanji tak akan membiarkan orang-orang itu membawanya pergi.

Karena takut Aria akan membuka mulut soal kematian ibunya, Big Al dan tiga anak buah –sekaligus saudaranya – pun mulai menyusuri hutan menacari Aria. “Anak itu bisa berbicara,” kata Big Al.***

Catatan

Well, apa teman-teman tertarik dengan kelanjutan cerita The Girl On The Mountain? Film ini menceritakan tentang seorang komposer bernama Jack yang kehilangan anak dan istrinya; anaknya tewas dilindas mobil sedang istrinya pergi begitu saja. Karena kejadian itu, Jack memutuskan pergi ke hutan dan kemudian ia bertemu dengan seorang anak perempuan. Sejak saat itu, Jack berjanji kepada dirinya sendiri untuk selalu menjaga anak perempuan tersebut. Jadi, pertanyaannya, “Dapatkan Jack melindungi anak perempuan itu dari kejaran ayahnya?” Temukan jawabannya di The Girl On The Mountain.

Sinopsis Lainnya;



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis The Girl On The Mountain (2022)"

Posting Komentar

jadi, apa yang kita bisa diskusikan?