Sinopsis Sherlock Holmes: A Game of Shadows


Detail Film Sherlock Holmes; A Game Of Shadows

Judul; Sherlock Holmes: A Game of Shadows
Rilis: 23 Desember 2011 (Indonesia)
Sutradara: Guy Ritchie
Penulis;

  • Michele Mulroney
  • Kieran Mulroney
Cast;
  • Robert Downey Jr. sebagai Sherlock Holmes
  • Jude Law sebagai Dr. John Watson
  • Noomi Rapace sebagai Madam Simza Heron
  • Rachel McAdams sebagai Irene Adler
  • Jared Harris sebagai Professor James Moriarty
  • Stephen Fry sebagai Mycroft Holmes
  • Paul Anderson sebagai Colonel Sebastian Moran
  • Kelly Reilly sebagai Mary Watson
  • Geraldine James sebagai Mrs. Hudson

Productions;

  • Wigram Productions
  • Village Roadshow Pictures

Distributor; Warner Bros. Pictures

Durasi; 129 menit

Bahasa; Inggris

Sumber; Sir Arthur Conan Doyle

Sinopsis

Kita awali dengan sebuah narasi yang disampaikan oleh Dr. Watson dalam tulisannya tentang apa yang terjadi pada 1891; “Awan badai menyebar ke seluruh Eropa. Prancis dan Jerman di ambang perang – sebagai hasil dari serangkaian pengeboman; ada yang bilang itu ulah kaum nasionalis dan ada yang bilang itu ulah kaum anarkis, tetapi temanku, Sherlock Holmes, memiliki teori yang berbeda secara keseluruhan.”

(Bom pun meledak dan kabar itu menjadi headline di koran Daily Graphic dengan judul; “ANARCHISTS BOMB STRASBOURG”). Begitulah film ini dimulai.

Disclaimer; tulisan ini mengandung spoiler!

***

Ketika berpapasan dengan seseorang yang mengenakan baju hitam di dekat pasar, Adler sempat menghentikan langkah untuk menerima sebauah paket dan, sejak itu, ia merasa ada yang sedang mengawasinya. O, ternyata si pengawas itu adalah Sherlock Holmes, tokoh utama kita, yang alih-alih berjalan di sisi Adler dan mengambil paket itu dari tangannya. Astaga! Saya terkecoh. Mungkin karena Holmes memakai kumis, janggut, dan rambut palsu yang panjang, juga topi, kaca mata bulat, dan baju longgar yang membuatnya tampak seperti saudagar dari Tiongkok.

“Ada tiga orang yangmengikutimu,” bisik Holmes sambil menggandeng tangan Adler. “Motif mereka buruk.”

Dan begitu Holmes dan Adler sampai di tempat yang agak sepi, seseorang tiba-tiba menghadang mereka dari arah depan, diikuti tiga orang lagi dari arah belakang. Semuanya memakai topi. “Ternyata ada empat,” kata Adler, “dan mereka bukan mengawasiku, tetapi mengawalku.”

Paket yang sebelumnya berhasil direbut Holmes pun kembali ke tangan Adler; ia membawa paket itu dan memberinya kepada seorang tua yang ia panggil dokter di sebuah tempat pelalangan. “Sarkofagus Mesir,” kata pemandu lelang di tempat itu.

Setelah menerima paket, si dokter mengeluarkan sepucuk surat dan meminta Eidler untuk menyerahkan surat itu kepada seseorang yang entah siapa. Lalu, ketika Adler hendak beranjak, si dokter menarik tangannya dan berkata; “Duduklah! Aku akan periksa paketnya.”

“Aku berani jamin kau mendapat semua pembayaranmu di dalamnya,” jawab Adler.

“Siapa yang tahu?” kata si dokter.

Dan, begitu si dokter membuka bungkusan paket tersebut dan menggeser penutupnya, Holmes melempar sebuah piringan hitam tepat di atas paket tersebut – itu membuat besi melengkung yang tiba-tiba keluar dari dalam paket jadi tertahan. “Tahan di situ, dokter,” kata Holmes sambil mengambil surat tadi dari tangan Adler.

“Dilihat dari berat dan ukurannya, itu bukan bayaran yang kau inginkan.”

Merasa tak percaya, si dokter pun mengabil selembar kertas yang menutupi permukaan paket tadi dan, ketika itu terjadi, kita melihat kombinasi gear yang berputar ke arah yang berlawanan – seperti mesin jam dinding yang pernah Anda bongkar.

Bom. Ya! Itu adalah bom. Bom yang membuat Adler dan si dokter tua khawatir. Tetapi begitu Adler bangkit dari tempat duduknya, Holmes menangkap tangannya dan berkata; “Aku butuh bantuanmu, sayang.” Sementara itu, narator pelelangan yang bertubuh gemuk di depan sana tetap sibuk dengan angka-angka.

“Satu juta pounds,” teriak Holmes. Semua orang pun melihat ke arahnya.

Anda tahu, itu hanya untuk mengalihkan perhatian sebab setelah Holmes menyebutkan angka tadi, kita bisa melihat kobaran api – tidak begitu besar – di belakangnya. Semua orang pun panik dan berhamburan ke luar. Saat itulah, tepatnya, Holmes mengambil paket tadi dan meletakkannya ke dalam Sarkofagus Mesir, sebuah peti mati.

Bom pun meledak! Dan masih ada banyak bom di luar sana.***

Catatan;

Seperti seri pertama Sherlock Holmes, The Game Of Shadow juga  menceritakan tentang petualangan Holmes dan temannya, Dr. Watson; kali ini, musuh yang mereka hadapi adalah profesor James Moriarty – orang yang dianggap cerdas oleh Eidler.

Menurut Holmes, dalang dari pengeboman yang terjadi di Strasbourg dan Vienna, termasuk pedagang Cina yang overdosis, tewasnya jutawan baja dari Amerika, dan kematian Dr. Hoffmanstahl memiliki persamaan. Singkatnya; pelaku dari semua kejdian itu adalah Profesor Moriarty dan Holmes akan menghentikannya dengan bantuah Dr. Watson – yang akan menikahi Mary.

Lebih dari itu, dalam film ini kita juga akan melihat saudara Sherlock Holmes dan bertemu dengan para gipsi (yang mengingatkan saya pada Seratus Tahun Kesunyian milik Gabriel Garcia Marquest).

Soal aksi pukul-memukul atau hajar-menghajar, sudah barang tentu menjadi bagian dari film ini. Kita bahkan bisa melihat adegan itu sejak awal film, tepat ketika Sherlock Holmes dan Adler dihadang oleh empat orang di tempat yang agak sepi. Namun yang membuat semua adegan perkelahian Holmes menarik adalah; ia bisa memprediksi setiap gerak lawannya untuk kemudian melakukan serangan balasan – pada saat yang sama ia juga mengetahui akibat dari setiap serangan yang ia lancarkan. Tapi bagaimana kalau Holmes berhadapan dengan profesor Moriarty yang juga bisa memprediksi gerakan lawannya?

__________

referensi; wikipedia


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Sherlock Holmes: A Game of Shadows"

Posting Komentar

jadi, apa yang kita bisa diskusikan?